Pernah dengar tentang Paternity Leave atau Cuti Ayah di Jepang? Kalau belum, KapanJepan akan bantu kamu memahami apa itu Paternity Leave, terutama di Jepang. Paternity Leave adalah hak yang diberikan kepada ayah untuk mengambil cuti saat pasangan mereka melahirkan anak. Yuk simak lebih lanjut tentang Paternity Leave di Jepang!
Paternity Leave adalah kebijakan yang memberikan hak kepada ayah untuk mengambil cuti saat pasangan mereka melahirkan anak. Kebijakan ini bertujuan untuk memberikan dukungan emosional dan praktis kepada pasangan yang baru saja melahirkan, serta memungkinkan sang ayah untuk lebih terlibat dalam perawatan anak mereka pada awal kehidupan.
Di Jepang, Paternity Leave disebut “育児休暇” (ikuji kyuka), yang secara harfiah berarti “Cuti Perawatan Anak”. Sejak tahun 1992, Jepang memiliki undang-undang yang mengatur hak ayah untuk mengambil cuti perawatan anak. Namun, implementasi Paternity Leave di Jepang tidak selalu sesuai dengan harapan.
Menurut Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan (MHLW), sekitar setengah pekerja perempuan berhenti bekerja karena alasan yang berhubungan langsung dengan persalinan dan pengasuhan anak. Tahun 2020, data dari MHLW menunjukkan bahwa lebih dari 80% perempuan pernah mengambil cuti sebagai orang tua, sementara hanya sekitar 13% laki-laki yang memilih untuk melakukannya. Angka ini menunjukkan peningkatan dari 7% pada tahun 2019 dan 3% pada tahun 2016. Target pemerintah adalah meningkatkan persentase laki-laki yang mengambil cuti tersebut menjadi 30% pada tahun 2025.
Syarat untuk memenuhi Paternity Leave di Jepang dapat berbeda tergantung pada perusahaan tempat sang ayah bekerja. Biasanya, sang ayah harus bekerja di perusahaan selama setidaknya satu tahun sebelum memiliki hak untuk mengambil cuti ini. Durasi Paternity Leave bervariasi, tetapi biasanya berkisar antara 5 hingga 14 hari.
Baca Juga:
Meskipun Paternity Leave memiliki banyak manfaat, ada beberapa tantangan yang dihadapi di Jepang. Beberapa ayah mungkin merasa ragu untuk mengambil cuti ini karena takut mengganggu karier atau tekanan budaya yang kuat.
Paternity Leave adalah langkah positif dalam menciptakan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan keluarga. Di Jepang, meskipun masih ada tantangan, langkah-langkah terus diambil untuk meningkatkan pengambilan Paternity Leave. Semoga ini menjadi inspirasi bagi negara-negara lain untuk mengadopsi kebijakan serupa, sehingga ayah di seluruh dunia dapat lebih terlibat dalam perawatan anak mereka.